Home » » Refleksi KLB PSSI: Tertawai La Nyalla, Djohar Arifin, PSSI dan Diri Sendiri

Refleksi KLB PSSI: Tertawai La Nyalla, Djohar Arifin, PSSI dan Diri Sendiri

Written By Anonymous on Sunday 17 March 2013 | 17:28

Selesai sudah akhir dari kisruh sepakbola Indonesia pasca Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Borobudur, Jakarta, kemarin. Dugaan kisruh benar terjadi. Namun kejadian itu hanya menyisakan secuil cerita di balik 'kesuksesan' KLB tersebut. Yang disyukuri adalah Indonesia lolos dari sanksi FIFA. Selain itu berbagai keputusan tentang penambahan anggota Exco, penyatuan liga, pemecatan Farid Rahman dari Wakil Ketua Umum PSSI digantikan oleh La Nyalla Mattalitti dalam kongres kemarin. Hanya itu? Tidak!

Yang paling menarik dan membuat orang waras tertawa adalah jalannya KLB ternyata sangat lancar. Kok tertawa? Ternyata semua keputusan dilakukan dengan aklamasi dan sangat mulus, lancar, tanpa argumentasi. Suasana yang diperkirakan alot, panas, penuh intrik, diskusi cerdas, saling melemparkan alasan dua kubu KPSI dan PSSI, legalitas KPSI, ISL dan sebagainya sebagai gambaran antara angkara murka melawan malaikat. Tidak ada sama sekali. Yang ada adalah Kongres yang sangat santun, saling menerima, saling memeluk, saling melirik. Tidak ada lagi wajah dan ungkapan kasar penuh semangat untuk memertahankan argument demi sepakbola Indonesia. Lalu kenapa harus tertawa dan apa atau siapa yang harus ditertawai?

Pertama, La Nyalla pantas ditertawai karena betapa cerdas La Nyalla Mattalitti mampu berjuang sejak hampir dua tahun lalu untuk menduduki posisi Wakil Ketua Umum PSSI dan keberhasilannya menjadikan ILS sebagai liga resmi. Rasa nasionalisme dan perjuangan La Nyalla telah menghasilkan prestasi tinggi sepakbola Indonesia selama La Nyalla menyandera Timnas Indonesia diperkuat oleh para pemain ISL. Contoh prestasi tinggi tersebut adalah kemenangan tertinggi Bahrain 10-0 atas Indonesia yang sangat memalukan. Tidak hanya itu, Timnas babak-belur selama KPSI memboikot PSSI. Itulah harga yang harus dibayar oleh ambisi seorang La Nyalla yang berjuang untuk menduduki kursi sekarang.

Kedua, Djohar Arifin Husin, orang ini pantas ditertawai karena sikapnya yang ksatria, jiwa kepahlawanan, semangat memerbaiki dan akan melakukan perubahan besar revolusi sepakbola Indonesia, akan membersihkan sepakbola mafia menjadi lebih professional, namun yang terjadi justru melempem. Profesor itu pantas ditertawai karena bertekuk lutut dan tak mampu memertahankan idealism sepakbola dan selamat serta sukses Djohar Arifin berhasil mengembalikan sepakbola ke posisi sebelumnya: status quo.

Menjelang enam pekan ke depan, diyakini akan banyak sekali perubahan yang akan mengarah kemenangan para Status Quo yang akan menerapkan sepakbola dagelan dan drama yang dikuasai 99% Mafia Sepakbola dan Mafia Judi akan semakin marak yang ujung-ujungnya adalah: prestasi Timnas tak akan beranjak dan tetap jeblok.

Ketiga, diri sendiri. Saya menertawai diri sendiri karena telanjur ingin melihat perubahan dalam sepakbola Indonesia. Ternyata yang terjadi tak ubahnya sirkus yang sudah diatur. Mafia sepakbola di Indonesia terlalu kuat akibat kepentingan politik yang masuk ke dalam sepakbola. Akibat para pengurus sepakbola yang tercampur dengan para politikus pusat dan daerah yang ingin berkuasa menjelang 2014.

Saya menertawai diri saya sendiri. Kasihan deh gue! Karena telanjur berharap terjadi revolusi sepakbola Indonesia di tangan penguasa PSSI yang berintegritas tinggi. Tertawa saya, ternyata Profesor Djohar Arifin itu kalah oleh pengusaha waras bernama La Nyalla Mattalitti. Revolusi mati. Kalah lagi.

Salam bahagia ala saya sambil menertawai diri sendiri.

Ujang Bandung 18 Mar, 2013


-
Source: http://olahraga.kompasiana.com/bola/2013/03/18/refleksi-klb-pssi-tertawai-la-nyalla-djohar-arifin-pssi-dan-diri-sendiri-543222.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
Share this article :
Related Articles


0 comments:

Post a Comment

 
Support : blogger.com | google.com | youtube.com
Copyright © 2013. Blogger Dalam Berita - All Rights Reserved
Template Created by google Published by google
Proudly powered by Blogger