Home » » Investasi (Bodong), Kebutuhan Atau Gaya Hidup?

Investasi (Bodong), Kebutuhan Atau Gaya Hidup?

Written By Anonymous on Thursday 21 March 2013 | 17:53

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
Maraknya pembogkaran kasus-kasus investasi bodong tidak pernah membuat orang jera untuk berinvestasi. Investasi seakan sudah jadi kebutuhan masyarakat. Situasi ini tentunya jadi peluang buat orang-orang berotak kriminil untuk menelurkan paket-paket investasi. Tentunya bukan investasi beneran, tapi investasi bodong.

Ada berbagai macam investasi yang menggelinding dan berkembang subur. Ada investasi sederhana seperti arisan barang/uang tingkat RT, koperasi simpan pinjam, menabung uang, membeli rumah/tanah/kios, membuat petak-petak rumah kontrakan, membangun rumah kost, menabung perhiasan emas, ikut asuransi jiwa/kesehatan/pendidikan. Ada juga investasi yang mulai ruwet hitungannya, misalnya waralaba makanan, waralaba minimarket, investasi emas, investasi perdagangan daging, investasi valuta asing, tabungan lebaran, investasi mobil rental, MLM, dan investasi usaha ini-itu.

Apakah jenis-jenis investasi tersebut di atas semuanya bersifat bodong? Tentu saja tidak!

Investasi sederhana dalam lingkup kecil biasanya malah berhasil mendatangkan manfaat. Bisa dikatakan 'laba' yang diperoleh tidak terlalu banyak. Perputarannya pun lambat. Hal ini bisa menjadi salah satu pendorong seseorang dengan 'uang berlebih' untuk melakukan investasi dengan lingkup yang lebih besar.

Investasi yang beneran (bukan bodong) biasanya membutuhkan kerja keras dari investornya agar bisa mencapai hasil maksimal, contohnya waralaba makanan, MLM produk terkenal, waralaba minimarket. Kalaupun tidak perlu kerja keras seperti kegiatan menabung dan arisan, hasilnya pasti tidak banyak mengalami perkembangan, cuma paling tidak modal kembalilah. Paling tidak, rugi duluanlah, itu sudah pasti.

Sedangkan investasi bodong biasanya menawarkan keuntungan bernilai fantastis, bagi hasil berjumlah aduhai, atau pun janji muluk-muluk tentang prospek investasi, bahkan ada juga yang sampai membawa-bawa nama agama. Ibaratnya orang setor duit, duduk manis, hoplaaa... Hasilnya 'blug!!' jatuh begitu saja dari langit. Pendeknya, belum apa-apa sudah untung.

Seandainya kita mau sedikit saja berpikir logis, sedikiiiit saja. Jaman sekarang gitu loooh... Mana ada sih tanam duit tanpa usaha keras, bulan-bulan pertama langsung 'jebret!!' dapat bunga sekian belas bahkan sekian puluh persen?? Lha itu duit dari mana?? Usahanya apa sih kok hasilnya fantastis banget??

Sifat dasar manusia memang sudah dari sononya ada bibit-bibit serakah. Tinggal manusianya sendiri yang mau menekan/menghilangkan sifat serakah itu, ataukah mau memeliharanya dengan berbagai macam cara.

Memandang investasi sebagai kebutuhan dapat meminimalisasi sifat serakah itu. Prinsipnya, kalau mau dapat hasil banyak, ya ayo berusaha, ayo kerja keras.

Sedangkan memandang investasi sebagai gaya hidup dapat memenuhi hasrat serakah itu tadi. Maunya dapat untung besar tanpa kerja keras. Maunya dapat untung yang lebih-lebih-lebih besar lagi. Maka muncullah berbagai jenis investasi bodong untuk memenuhi gaya hidup itu. Hasilnya? Ya jelas melompong.

Maka, sebagai manusia yang diberi karunia lebih berupa akal budi, mari kita berpikir cerdas dalam berinvestasi. Bila investasi sudah jadi kebutuhan hidup, sangat perlu berpikir logis tentang perputaran uang di dalam sistem investasi itu, agar kita tidak terjebak dalam lingkaran setan investasi bodong. Punya banyak uang tapi tertipu investasi bodong, apa kata duniaaa...??

Selamat pagi....

Pakne Vel@ros4 22 Mar, 2013


-
Source: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/03/22/3/544903/investasi-bodong-kebutuhan-atau-gaya-hidup.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
Share this article :
Related Articles


0 comments:

Post a Comment

 
Support : blogger.com | google.com | youtube.com
Copyright © 2013. Blogger Dalam Berita - All Rights Reserved
Template Created by google Published by google
Proudly powered by Blogger