Home » » Menjenguk Mereka yang Terlupakan di Panti Sosial Cipayung

Menjenguk Mereka yang Terlupakan di Panti Sosial Cipayung

Written By Anonymous on Monday 18 March 2013 | 17:04

Selasa, 19/03/2013 06:44 WIB

Syarifah Nur Aida - detikNews

Andi Muchdar, Kepala Panti Bina Laras (Syarifah/detikcom)

Jakarta - Ada 567 orang yang mungkin terlupakan oleh kita. Ratusan orang ini tinggal di Panti Sosial Bina Laras di Jalan Bina Marga No 38, Cipayung, Jakarta Timur. Mereka adalah pengidap psikotik, atau penderita gangguan jiwa.

Penderita gangguan jiwa di panti seluas hampir 6.000 meter ini tinggal di empat bangsal besar berisi deretan kasur. Di depan bangsal, terdapat taman kecil. Di sini, penderita gangguan jiwa berkumpul sehari-hari.

Andi Muchdar, Kepala Panti Bina Laras, menyebut bahwa pengidap gangguan jiwa yang tinggal di sini, adalah mereka yang belum kronis.

"Kalau dia masih agresif, itu membahayakan. Bisa ngamuk dengan menggunakan alat apa saja, segala macam. Artinya, pengendalian dirinya rendah sekali. Kita di panti ini bukan rumah sakit sehingga kita kerja sama," ujar Andi saat berbincang dengan detikcom, di Panti Sosial Bina Laras, Senin (18/3/2013).

Penderita yang sudah kronis akan dirujuk ke RS Duren Sawit. Mayoritas penderita gangguan jiwa di Panti Bina Laras adalah hasil razia penertiban Satpol PP. Ada juga yang diantar masyarakat atau dari aparat kepolisian.

"Panti tidak pernah mengambil langsung dari jalan, karena Panti tidak punya kewenangan untuk penertiban di lapangan," kata Andi menjelaskan.

Jika ada yang berkelahi atau mengamuk, Andi akan menghukum mereka masuk ke ke kamar isolasi. Ia tak pernah memasung.

"Kalau ngamuk, nggak ada kekangan, mereka kan manusia, kan ada tim medis, psikolog. Kalau dikekang, dipasung, itu bukan pemulihan, malah nambah semakin stress," ujarnya.

Andi menyesalkan sikap masyarakat yang masih memasung penderita gangguan jiwa. Cap "orang gila" yang melekat di alumni panti jiwa ini membuat mereka memilih kembali ke panti.

"Penerimaan masyarakat bahwa mereka ini menakutkan, menjijikkan, bahwa sikap-sikap seperti itu yang membuat mereka gak betah. Yang membuat saya miris, keluarganya nggak mau nerima karena masih belum bisa, karena alasannya takut kalau dia ngamuk lagi di rumah, gak mau mengurus," tuturnya.

Andi menegaskan, alumni panti jiwa yang dilepas ke masyarakat pasti sudah lolos seleksi medis. Pengobatan selanjutnya justru datang dari masyarakat.

"Dibanding obat, jauh lebih mujarab perhatian keluarga dan masyarakat dibanding pengobatan secara medis," kata Andi.

Keluarga atau masyarakat harus segera bertindak saat menemukan gejala pengidap gangguan jiwa.

"Justru dengan adanya kondisi itu, secepatnya, sesegera mungkin untuk dibawa konsultasi ke puskesmas saja, atau dirujuk ke rumah sakit. Atau silakan, langsung ke panti kami. Jangan setelah bertahun-tahun didiamkan sehingga semakin parah, itu akan semakin rumit pengobatannya," tutup Andi.

(mpr/mpr)


Sponsored Link

Komentar (0 Komentar)

19 Mar, 2013


-
Source: http://news.detik.com/read/2013/03/19/064421/2197416/10/menjenguk-mereka-yang-terlupakan-di-panti-sosial-cipayung
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
Share this article :
Related Articles


0 comments:

Post a Comment

 
Support : blogger.com | google.com | youtube.com
Copyright © 2013. Blogger Dalam Berita - All Rights Reserved
Template Created by google Published by google
Proudly powered by Blogger