Home » » Parpol Indonesia & Partai Komunis vs Partai Modern

Parpol Indonesia & Partai Komunis vs Partai Modern

Written By Anonymous on Thursday 14 March 2013 | 16:40

Mencermati kondisi partai politik di Indonesia pasca Reformasi 1998 sungguh memprihatinkan. Kondisi manajemen parpol yang ada tidak ubahnya sama dengan manajemen sebuah partai Komunis yang masih ada dan bisa dilihat,yaitu Partai Komunis Cina dan Kuba. Mereka mengandalkan sosok figur yang menjadi pesona untuk mengendalikan parpol,bukan manajemen modern yang demokratis dan bergantung pada kompetensi.

Lihat saja Partai Demokrat yang kelimpungan mencari sosok Ketua Umum setelah ditinggal oleh Anas Urbaningrum. Barangkali karena ketakutan yang berlebihan di KLB (wacana yang digulirkan untuk memilih Ketua Umum baru),seorang Jero Wacik yang merupakan sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat sampai harus mengatakan calon ketua umum dipilih oleh SBY sebagai ketua Majelis Tinggi dan KLB hanya mengesahkan. Itu mirip sekali dengan gaya partai komunis yang kalau mencari pemimpin harus mendapatkan restu dari "sang pemimpin kharismatik" terlebih dahulu.

Demikian pula Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dipimpin Megawati Soekarnoputri,Partai Hanura-nya Mantan Jendral Wiranto,Partai Gerindra milik Prabowo Soebianto, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pun alih-alih memilih Ketua Umum dengan KLB,yang dilakukan oleh Majelis Syuro PKS malah main tunjuk Anis Matta dan selesai perkara. Semua mengaku sebagai partai modern tetapi gaya manajemen partai nya tak ubahnya seperti gaya partai komunis di Cina dan Kuba.

Mungkin hanya Partai Golkar yang sudah membuktikan diri pasca Reformasi 1998 benar-benar memasuki era partai modern. Ketua Umumnya dipilih melalui ala demokrasi yang ada di negara-2 Barat. Tokoh-2 Partai Golkar yang merasa mempunyai kemampuan berlaga dan mengajukan diri untuk bertanding menjadi Ketua Umum,hasilnya ditentukan di Kongres Partai Golkar. Walau ada goyangan atas kepemimpinan Aburizal "Ical" Bakrie sebagai Ketua Umum yang maju sebagai Capres 2014 ,tetapi partai tersebut masih dalam koridor demokrasi yang terstruktur. Mungkin tokoh-2 di Partai Golkar sudah cukup matang berpolitik dan bernegara. Beberapa parpol yang mirip dengan Partai Golkar adalah Partai Persatuan Pembangunan & Partai Kebangkitan Bangsa; Kedua partai tersebut juga tidak memiliki sosok figur yang dimintai restu bilamana seseorang akan maju sebagai Ketua Umum. Siapa yang merasa mampu boleh mencalonkan dirinya, walau ada peran "restu" para ulama di kedua parpol bernuansa Islam tersebut,tetapi para ulama yang dimintai restu itu tidak mempunyai kekuatan menyeluruh di tingkat struktural .

Gaya Partai Komunis sebenarnya pernah dilakukan oleh Soeharto yang waktu itu sebagai Ketua Dewan Pembina Golkar,dimana apapun yang terjadi di kepengurusan Golkar waktu itu harus mendapat restu dari Soeharto. Sosok figur Soeharto tidak bisa dilepaskan dari kepengurusan Golkar. Ini mirip dengan apa yang terjadi di Partai Komunis Cina (PKC) di era Deng Xiao Ping dan Kuba di era Fidel Castro. Semua calon pemimpin di PKC harus mendapat restu "sang pemimpin" yang kemudian di sahkan di Kongres PKC,bukan dipilih berdasarkan kompetensi seseorang yang merasa dirinya mampu dan maju sebagai calon serta dipilih oleh seluruh komponen partai. Mengajukan diri sebagai "Ketua" masih dianggap tabu di Partai Komunis,kondisi ini bisa dilihat di parpol-2 Indonesia seperti yang disampaikan diatas.

Siapa di PDIP yang berani mengajukan diri sebagai calon Ketua Umum PDIP menggantikan Megawati? Siapa yang berani menyatakan mampu untuk menjadi Ketua Umum di PKS, Gerindra, Hanura…? Peran figur yang kuat malah membuat partai politik di Indonesia berwajah tidak demokratis. Padahal partai politik dibentuk supaya ada demokratisasi di Indonesia.

Kalau pun tidak mau disebut mirip dengan Partai Komunis,parpol yang masih "tradisional" tersebut boleh dibilang mirip perusahaan keluarga saja …Semuanya tergantung sama pendiri atau "sang pemilik" partai….! Untuk menjadi sebuah partai modern,maka politisi Indonesia perlu banyak belajar dengan Partai Republik dan Partai Demokrat di Amerika Serikat. Sistem manajemen yang kuat dan pemilihan yang demokratis dengan mengandalkan kompetensi figur lebih diutamakan,katimbang dipilih karena restu dari "sang pemilik" partai….!

Tarbiahmoeslim Moeslim 15 Mar, 2013


-
Source: http://politik.kompasiana.com/2013/03/15/parpol-indonesia-partai-komunis-vs-partai-modern-542939.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
Share this article :
Related Articles


0 comments:

Post a Comment

 
Support : blogger.com | google.com | youtube.com
Copyright © 2013. Blogger Dalam Berita - All Rights Reserved
Template Created by google Published by google
Proudly powered by Blogger